Laman

Selasa, 30 Agustus 2011

Ruh Siang Bolong

Bismillah.
Seketikaku tersentak dan sadar bahwa aku sudah berada di tempat lain. Cuka hitam dan bulatan daging ikan yang telah digoreng ini menjelaskan dimana keberadaanku sekarang. Ku ingin berbagi tapi tak ada. Beranjak dari tempatku terbangun dan keluar berjalan untuk mencari sesuatu.

Pagar lapuk dan perumahan yang cukup sepi membuatku sedikit kangen dengan masa ramainya tempat ini. Keinginan tuk kembali di masa lalu mengantarku jalan - jalan di sekitar perumahan dan tiba di jalan setapak yang panas. Seketika langkahku terhenti dan bingung melihat tingkah laku anak laki - laki yang bermain kesana kemari tanpa teman bermain di sisinya.

Kupandangi dan ratapi kesepian yang terpancar dari wajah bahagianya,aneh. Dia menghampiriku dan berkata "Penculik ya?" dengan serius. Seketika ku respon "yup" dengan senyum. Dan ia pun tertawa,anak siapa ini. Aku mulai melangkahkan kakiku lagi tapi bocah kecil berbaju putih dengan celana pendek loreng ini mengikuti dengan langkah yang bising. Berbalik dan bertanya "apa maumu?" dan ia merespon "Teman",aku terdiam.

Pernahkah dalam benakmu terpikir bahwa akan ada anak kecil yang tiba - tiba menghampirimu di tengah kesepian jalan dan mengatakan bahwa ia ingin teman? tentunya pernah tapi setahuku itu adalah kisah horor. Seketika dalam otakku bercampur aduk banyak hal dan terdiam beberapa detik. Anak itu sepertinya jengkel dengan ekspresi diamku yang bisa membuat orang shock dan langsung menginjak kakiku. Sayangnya kakinya yang mungil tak cukup untuk membuatku berteriak kesakitan melainkan hanya membuatku merintih kesakitan.

Aku mencoba tenang dan berkata padanya "aku cukup sibuk untuk tidak dapat menjadi temanmu" dan berharap ia kehilangan minat padaku. Tapi ia menjawab "Bukankah itu bagus, ayo bermain". Subhanallah, ia dengan cepatnya dapat menanggapi apa yang kukatakan walau yang berkata sendiri tidak mengerti apa yang dikatakannya. Tapi, aku berpikir bahwa hal tersebut hanyalah sebuah insting alami anak - anak yang membutuhkan teman sampai pada akhirnya ia mencoba bermain denganku dan ia bekata "Ternyata kau tidak tau bermain ya",kembali shock.

Seketika aku tersadar apa yang dikatakan anak ini dan tersenyum,Betul kehampaan ini harus dihilangkan. Tiba - tiba anak kecil itu beranjak dari tempatnya dan berlari sambil berkata membelakangiku "Jika kau sudah bisa bermain dengan benar datanglah menemuiku dan akan kubawa kau ke dunia yang dapat membuat setiap orang tersenyum, Benar tidaknya perkataanku dapat kau buktikan sendiri dan rahasianya ada pada diri masing - masing orang serta percayalah bahwa kau juga memilikinya dengan begitu aku yakin kau akan bahagia". Mendengar apa yang dikatakannya aku hanya bisa tersenyum miris dan melambaikan tangan. Ia pun berlari dan menghilang dari pandanganku.

Kenyataan bahwa sesuatu yang tak nyata kembali menghampiri benakku. Anak itu mengingatkanku suatu hal yang terlupakan yaitu, Menikmati apa yang kita kerjakan. Banyak orang yang tak puas dengan pekerjaannya tapi sesungguhnya dibalik hal tersebut tersembunyi kenikmatan yang luar biasa. Subhanallah, ku ingin bertemu anak itu lagi dan bermain. Akan kuperlihatkan remaja tak kalah dengan anak kecil dan akan kuhiasi lapangan gersang ini dengan kebun tawa riang gembira hasil permainan kita. Tunggulah sampai tiba waktunya walau waktu tersebut tak akan tiba - tiba. Tirai tertutup tuk kisah hari ini.
(suhafer) !

AKU

Bismillah.
Beriringan dengan nada yang semerawut dari barisan gerbong besi kutelusuri jalan setapak ini. Angin sepoi – sepoi membuatku teringat siapa diriku. Aku bukanlah aku dan bukanlah dia. Aku bukan orang yang tinggal di dekat stasiun ataupun dekat penjual bakso. Aku bukanlah siapa – siapa, bukanlah seorang yang bisa bicara seenaknya dan merasakan apa – apa. Aku hanyalah bayangan yang mengikuti setiap langkah, pikiran dan emosi yang tertinggal dari dia. Aku sendiri bahkan tak nyata.

Kenyataan memang pahit tapi aku berdiri disini. Jika ada seseorang yang bisa menamparku sekarang silahkan tampar. Tamparan itu menyakitkan, sekiranya ku ingin menerima sakit itu sehingga aku bisa merasa hidup. Apalah artinya kehidupan jika yang kita rasakan kehampaan. Sungguh hampa.

Terlepas dari keberadaanku yang hampa, tak nyata dan amburadul, Aku memiliki cukup banyak kisah. Untuk ukuran sebuah referensi yang akan membuat orang sedikit memiringkan kepala jika berhasil mengkajinya, walau sebenarnya cukup gila tuk dikaji. Tapi aku yakin insyaAllah semua ada hikmahnya.

Setelah pertempuran hati dan pikiran dalam otakku selesai aku kembali berjalan. Kurasakan ringan di kepalaku serasa sesuatu yang berat terlepas dari komponen otakku. Hal ini bisa bertanda bahwa aku sudah mulai tenang atau malah makin mendekati gila. Tapi hal itu tak membuatku ragu untuk terus berjalan. Beningnya pantulan cahaya dari genangan air danau membuatku yakin akan suatu hal. Orang – orang akan mengira aku gila jika tiba – tiba aku meloncat kedalam danau tersebut. Tapi diantara orang – orang tersebut pasti ada satu atau lebih yang mengatakan aksi tersebut hebat. Hal itu membuatku yakin satu hal, yaitu jangan ragu terhadap apa yang kau lakukan.

Dipikir – pikir sepertinya otakku sudah mulai berpikir tak karuan. Ku segera kembali ke peristrahatan agar bisa kembali memulai kisahku yang baru dan menutup tirai kisahku yang lama. Semoga kisah hari ini dapat menyegarkan pikiran dan memperbaiki perilaku.
(suhafer) !

I AM

Bismillah.
Terik matahari pagi menembus jendela kamar kosku. Aku terbangun dan mencoba untuk berpikir apa yang terjadi. Tak sadar ternyata semalam aku terlelap tertidur di samping meja belajar mungilku yang kusebut Ultraman. Dengan kondisi yang masih berantakkan kutinggal ultraman dan pergi ke kamar mandi untuk segera menyegarkan diri. Kesegaran pagi ini terasa berbeda dari biasanya, aku sadar ada sesuatu yang berbeda antara hari ini dengan hari kemarin, Aku lupa menyelesaikan tugasku.

Hal itu menjawab keraguanku saat bangun tadi. Secepat angin yang berhembus kuambil pilot dan kutorehkan tulisanku ke sidu dan Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya. Semerawut dan sempoyongan kukenakan pakaianku serta kuambil tasku yang telah kuisi dengan segala keperluanku lalu keluar pergi menuju tempat yang kutuju.

Perjalananku terasa lebih ringan daripada apa yang kurasa saat pagi tadi. Orang – orang otomatis terlihat tersenyum dalam pandanganku sehingga akupun tersenyum melihat itu. Kebiasaanku yang senang melihat orang tersenyum ternyata membuatku sedikit berubah dari diriku yang dulu. Alangkah indahnya dunia ini jika semua orang dapat tersenyum bahagia.

Serasa takut melihat kendaraan yang melaju dengan cepat aku memberanikan diri menyebrang ke seberang dan Alhamdulillah ternyata berhasil. Menelusuri gank yang ada membuat hati sedikit miris melihat pengemis mengemis – ngemis. Aku merasa sedih dan bodoh setiap aku melewati mereka, “tidak adakah yang bisa kulakukan untuk membantu mereka?” Menyedihkan bagi orang yang menginginkan senyum pada setiap orang.

Melewati gank, barisan gerbong besi lewat. Terasa heran dan sedih, “kenapa banyak orang yang rela membahayakan dirinya hanya untuk menaiki itu? Sesungguhnya hal itu akan bisa dimengerti jika kau berada diposisi mereka. Kau yang tidak pernah diposisi mereka tahu apa?” mulai lagi. Kucoba untuk berpikir jernih dan menarik napas dengan tenang.

Menuruni tangga dan menengok kanan kiri, Kujalani jalan setapak asri, riang dan damai. Terlihat individu-individu yang ingin menuntut ilmu di seberang. Aku berpikir, “alangkah berdosanya aku jika tak kugunakan kesempatan ini untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya! Aku berada disini bukan untuk main-main tapi aku ada disini untuk mewujudkan cita-citaku dan cita-cita bangsa! HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!” tak kusangka aku tak hanya meneriakkan hal itu dalam pikiranku melainkan di sekelilingku.

Sebuah reaksi kaget dan senyum terlihat dari orang di sekelilingku membuat aku sedikit malu dan ingin menceburkan diri ke danau. Tapi itulah aku, sang pemimpi yang hidup dalam dunia mimpi serta memiliki mimpi untuk membuat semua mimpi menjadi kenyataan…Inilah kisahku!!!
(suhafer) !

Senin, 29 Agustus 2011

Peran Mahasiswa Departemen Teknik Elektro dalam PolEkSosBudHanKam Bangsa

Bismillah.
Sebagai seorang mahasiswa tentunya kita harus mengetahui peran kita dalam kehidupan saat ini. Peran mahasiswa secara garis besar dapat disebut sebagai agent of change, ironstock, moral force dan social control. Setelah mengetahui garis besar tersebut, maka kita harus tahu peran kita sebagai mahasiswa dalam PolEkSosBudHanKam Bangsa, khususnya sebagai mahasiswa Departemen Teknik Elektro (DTE).

Peran mahasiswa DTE dalam politik dan hukum yaitu harus memiliki idealisme yang tinggi untuk menciptakan sistim hukum yang baik bagi pemerintah. Peran mahasiswa DTE juga tidak terlepas dari ekonomi, yaitu harus turut berpartisipasi dalam menganalisa sistim ekonomi yang ideal bagi bangsa.

Peran mahasiswa DTE dalam sosisal, yaitu ikut serta berperan melindungi kepentingan sosial masyarakat dan dalam budaya tentunya dapat menjadi teladan atau sosok dalam masyarakat sebagai insan terpelajar yang baik serta dapat memperlihatkan budaya elektronika yang baik seperti penggunaan listrik hemat energi.

Peran mahasiswa DTE dalam pertahanan dan keamanan bangsa dapat berupa kontribusi solusi atau ide untuk pemecahan masalah demi tercapainya kesejahteraan rakyat. Sehingga dibutuhkan tingkat kepekaan sosial yang tinggi serta pikiran kritis untuk bisa menjalankan seluruh peran.

Oleh karena itu mari kita semua segera membenahi diri agar terwujud dan tercapainya cita - cita bangsa.
HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!
(suhafer) !